0
komentar
Posted in
BELENGGU
KENANGAN AIR MATA
Dulu Shafa
sering sekali bermain dengannya, dia adalah seorang teman yang selalu ada di
setiap Shafa ingin bermain dan bercanda. Dia sebenarnya adalah anak laki-laki
yang baik,namun dia suka sekali menjaili teman-temannya yang lain. Dia bernama
Afan. Dia memiliki lima orang saudara dan dia adalah anak yang paling kecil.
Umurnya lebih tua sedikit dari Shafa, hanya berjarak 2 tahun.
Kemanapun
Shafa pergi, Shafa selalu dengannya,dari ketika Shafa masih sekolah dasar
sampai Shafa MTs/SMP. Waktu Shafa masih
SD,dulu Shafa sering sekali bermain dengannya. Setiap pulang sekolah dan setiap
libur hari Minggu. Dulu Shafa tak pernah mengenal waktu ketika Shafa bermain,Shafa selalu pulang sore karena keasyikan bermain
dengannya dan dengan teman-teman yang lain. Mungkin dulu Shafa bisa dikatakan
cewek yang sedikit “tomboy”, tapi dulu Shafa memang suka sekali bertingkah
seperti anak laki-laki. Shafa suka sekali memanjat pohon, terutama pohon jambu
yang berada di belakang rumah Shafa. Tak pernah Shafa lupa bermain bersama
teman-teman. Shafa tidak pernah terlambat bermain dengan mereka terutama
bersama Afan. Setiap pagi kami menyapu halaman rumah kami masing-masing,karena
rumah Shafa berhadapan dengan rumah Afan, kami jadi bisa bersih-bersih halaman
sambil bermain.
Pagi
itu sekitar pukul 07.00 WIB saya bermain bersama tetangga saya sekaligus teman
saya tak terkecuali Afan. Shafa bermain kelereng di halaman rumah tetangga Shafa
yang rumahnya berada di timur rumah Shafa. Anak-anak suka bermain kelereng dan
gedrik. Ketika mereka asyik bermain,tiba-tiba...
Risky : “ heh teman-teman ada yang lihat sandal jepitku apa endak?”.
Afan : “ halah...paling kamu tadi tidak bawa sandal ky...!”
Risky : “bawa kog, ngapain juga kalau aku tidak bawa sandal kog aku
nyari-nyari
sandal?”.
Afan : “ (tertawa dengan lirih), padahal sandalnya aku sembunyikan,
salah
sendiri main kelereng kog aku dikalahkan. Ya
biar tahu rasa tuhh...!
Risky : “ sebentar deh... kayaknya aku tahu dimana sandal aku. Pasti...
kamu
sembunyikan ya fan?”
Afan : “ hahhhh.... ya tidaklah...ngapain juga aku menyembunyika
sandalmu?
Kurang kerjaan jah...!”.
Risky : “ halah... ndak usah bohong dehh, kelihatan tuh dari
senyummu... aku tuh
sudah hafal kale’ kalau kamu itu suka
jail...”
Afan : “ hehehe... makanya sekali-sekali kamu ngalah donk kalau main
Kelereng,aku khan juga pengen menang!”.
Shafa : “ hehhh.... kalian ini, ayo kita lanjutin bermainnya! Malah
bertengkar....”
Risky : “ ok... ayo kita lanjutin...!”.
Setelah itu mereka melanjutkan
permainan mereka pagi itu. Sampai pukul 12.00 WIB siang mereka pulang kerumah
mereka masing-masing.
Ketika
siang saat Shafa,Afan serta Risky dan kawan-kawan, mereka bertengkar. Hanya karena
sebuah kesalah-fahaman. Shafa sangat marah kepada Afan saat itu karena Shafa
mengira bahwa Afan itu ternyata adalah anak yang nakal, suka mempengaruhi
teman-temannya untuk tidak belajar dan di ajak merokok. Padahal sebenarnya hal
itu tidak pernah Afan lakukan. Akhirnya ketika malam-malam Shafa di suruh untuk
membelikan sesuatu di toko, Shafa di berhentikan oleh Afan, kemudian Afan
menjelaskan kebenaran dari semua itu, akhirnya mereka pun damai kembali.
Waktu
SMP/MTs, mereka menjadi semakin jarang bertemu dan jarang bermain karena mereka
telah disibukkan oleh tugas-tugas mereka di sekolahnya masing-masing. Dulu
mereka tidak berada dalam satu sekolah namun berbeda sekolah, Shafa berada Di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Suka maju Kec. Punden Kab. Ngasem.sedangkan Afan
bersekolah di SMP N 2 Punden Kab. Ngasem. Ketika bertemu, mungkin hanya menyapa
dan tersenyum berbeda seperti SD dulu. Dulu mereka langsung pulang kemudian
berangkat bermain bersama teman-teman mereka. Afan suka sekali bermain guitar
di depan rumahnya setiap malam maupun siang, walaupun dia tidak terlalu mahir
bermain alat musik guitar namun dia memainkiannya dengan menikmati sebuah lagu
yang senantiasa ia dendangkan untuk teman-temannya. Afan adalah anak laki-laki
yang rajin, setiap pagi dia selalu membersihkan rumah dan sorenya dia selalu
menyapu halaman rumahnya itu sampai bersih.
Shafa
sangat kagum kepadanya, dia adalah sosok yang sangat sopan dan berwibawa
menurut Shafa. Hingga ketika Shafa sudah SMA, Shafa sangat merindukan Afan. Dia
teringat ketika masa-masanya dulu yang suka bermain dan suka bersama dengan Afan
dan Risky. Namun, ketika Shafa mendengar kabar bahwa sesuatu terjadi kepada
Afan, Shafa sangat kaget dan langsung menangis. Karena sudah lama sekali mereka
tidak bertemu. Ketika sore menjelang malam, Shafa mendengar suara sirine.
Shafa : “ hemmm... suara sirine apa ya itu? Ah mungkin suara
kereta kelinci
kale’.”
Kakak Shafa : “ hey... itu lo suara sirine mobilnya
polisi.”
Shafa : “ loh... memangnya ada masalah apa mbak di desa
kita?”
Kakak Shafa : “ itu loh fa... tetangga kita yang
rumahnya depan rumah kita
itu Anaknya tenggelan dan hanyut di sungai
brantas.”
Farah : “ loh masak to mbak? Masak Afan mbak?”
Kakak Farah : “ iya ini sungguh Farah, Afan sudah
hanyut di sungai brantas”
Farah : “ ya Allah mbak aku sudah lama tidak bertemu
dengannya, kenapa
dia
sudah pergi meninggalkanku? Ya Allah... semoga engkau
senantiasa
melindungi dia ya Allah...?”
Kakak Shafa : “ iya fa... ya yang sabar saja, jangan di
tangisi lebih baik kita
berdoa supaya dia selamat fa...!”
Shafa : “ iya mbak semoga saja....”
Dan
akhirnya selama pencarian dalam dua hari, Afan ditemukan dalam keadaan hanya tinggal
jasad yang telah membeku dan membiru serta bengkak. Ketika Shafa mendengar hal
itu, dia langsung shok dan menangis karena teman lamanya itu yang sangat ia
rindukan telah berpulang ke rahmatullah mendahului dia dan keluarganya. Menurut
cerita yang di peroleh Shafa dari para tetangga, ternyata sebelum meninggal dia
mempunyai problem dalam keluarganya, kemudian dia pergi ke warung bersama
temannya. Ketika di warung Afan bertemu dengan Risky, lalu Afan mengajak
teman-temannya mandi di sungai. Sebelumnya sudah di peringatkan jangan mandi di
sungai tersebut, namun Afan dan lainnya tetap nekat. Kemudian setelah selesai
mandi Afan tiba-tiba ingin berenang lagi di sungai, padahal teman-temannya yang
lain sudah selesai dan mengajaknya pulang. Namun, Afan tetap nekat hingga dia
melontarkan kata-kata yang sangat berbahaya. Dia berkata “ biarkan saja saya
berenang biar saya meninggal sekalian juga tidak apa-apa saya sudah tidak tahan
hidup dengan banyak masalah” setelah ia mengatakan hal itu, dia langsung loncat
ke sungai dan ia hanyut terbawa air sungai. Teman-temannya bingung dan
berteriak-teriak meminta tolong. Namun, tidak dapat di ungkiri lagi, Afan tidak
bisa diselamatkan dalam keadaan hidup karena airnya yang sangat deras.
Shafa
sangat shok dan sedih karena ia kehilangan temannya yang selama masa kecilnya
menemani dirinya bermain dan berpetualang. Dia tidak menyangka dan tidak
mengira hal ini akan terjadi kepada teman dekatnya itu. Sekarang ini Shafa
tidak akan pernah melihat sosok Afan lagi dan tidak akan ada yang akan
menyanyikan sebuah lagu dan diiringi alunan musik guitar serta tidak akan ada
lagi yang akan menjailinya seperti jailnya seorang Afan. Hal ini akan menjadi
kenangan yang sangat menyedihkan serta suka duka atas perginya Afan.
Terima
kasih Afan selama ini engkau sudah senantiasa menemani aku dalam tangis ku
dalam tawaku serta dalam bahagiaku, kini engkau akan selalu ku kenang dan tidak
akan pernah kulupakan semua kenangan
terindah yang pernah kita lewati bersama teman-teman kita yang lainnnya. Afan
ini sebuah do’a yang ku lantunkan untukmu “ semoga engkau selalu bahagia dan
diterima semua amalmu disisi-Nya semoga engkau di ampuni atas dosa-dosamu dan
semoga engkau akan masuk ke dalam surga
Allah SWT.” Amiiiinnnn....