twitter





BELENGGU KENANGAN AIR MATA

             Dulu Shafa sering sekali bermain dengannya, dia adalah seorang teman yang selalu ada di setiap Shafa ingin bermain dan bercanda. Dia sebenarnya adalah anak laki-laki yang baik,namun dia suka sekali menjaili teman-temannya yang lain. Dia bernama Afan. Dia memiliki lima orang saudara dan dia adalah anak yang paling kecil. Umurnya lebih tua sedikit dari Shafa, hanya berjarak 2 tahun.



            Kemanapun Shafa pergi, Shafa selalu dengannya,dari ketika Shafa masih sekolah dasar sampai  Shafa MTs/SMP. Waktu Shafa masih SD,dulu Shafa sering sekali bermain dengannya. Setiap pulang sekolah dan setiap libur hari Minggu. Dulu Shafa tak pernah mengenal waktu ketika Shafa bermain,Shafa  selalu pulang sore karena keasyikan bermain dengannya dan dengan teman-teman yang lain. Mungkin dulu Shafa bisa dikatakan cewek yang sedikit “tomboy”, tapi dulu Shafa memang suka sekali bertingkah seperti anak laki-laki. Shafa suka sekali memanjat pohon, terutama pohon jambu yang berada di belakang rumah Shafa. Tak pernah Shafa lupa bermain bersama teman-teman. Shafa tidak pernah terlambat bermain dengan mereka terutama bersama Afan. Setiap pagi kami menyapu halaman rumah kami masing-masing,karena rumah Shafa berhadapan dengan rumah Afan, kami jadi bisa bersih-bersih halaman sambil bermain.



            Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB saya bermain bersama tetangga saya sekaligus teman saya tak terkecuali Afan. Shafa bermain kelereng di halaman rumah tetangga Shafa yang rumahnya berada di timur rumah Shafa. Anak-anak suka bermain kelereng dan gedrik. Ketika mereka asyik bermain,tiba-tiba...

Risky    : “ heh teman-teman ada yang lihat sandal jepitku apa endak?”.
Afan    : “ halah...paling kamu tadi tidak bawa sandal ky...!”
Risky    : “bawa kog, ngapain juga kalau aku tidak bawa sandal kog aku nyari-nyari
  sandal?”.
Afan    : “ (tertawa dengan lirih), padahal sandalnya aku sembunyikan, salah
  sendiri main kelereng kog aku dikalahkan. Ya biar tahu rasa tuhh...!
Risky    : “ sebentar deh... kayaknya aku tahu dimana sandal aku. Pasti... kamu
   sembunyikan ya fan?”
Afan    : “ hahhhh.... ya tidaklah...ngapain juga aku menyembunyika sandalmu?
  Kurang kerjaan jah...!”.
Risky    : “ halah... ndak usah bohong dehh, kelihatan tuh dari senyummu... aku tuh
  sudah hafal kale’ kalau kamu itu suka jail...”
Afan    : “ hehehe... makanya sekali-sekali kamu ngalah donk kalau main
   Kelereng,aku khan juga pengen menang!”.
Shafa   : “ hehhh.... kalian ini, ayo kita lanjutin bermainnya! Malah bertengkar....”
Risky    : “ ok... ayo kita lanjutin...!”.



Setelah itu mereka melanjutkan permainan mereka pagi itu. Sampai pukul 12.00 WIB siang mereka pulang kerumah mereka masing-masing.


            Ketika siang saat Shafa,Afan serta Risky dan kawan-kawan, mereka bertengkar. Hanya karena sebuah kesalah-fahaman. Shafa sangat marah kepada Afan saat itu karena Shafa mengira bahwa Afan itu ternyata adalah anak yang nakal, suka mempengaruhi teman-temannya untuk tidak belajar dan di ajak merokok. Padahal sebenarnya hal itu tidak pernah Afan lakukan. Akhirnya ketika malam-malam Shafa di suruh untuk membelikan sesuatu di toko, Shafa di berhentikan oleh Afan, kemudian Afan menjelaskan kebenaran dari semua itu, akhirnya mereka pun damai kembali.



            Waktu SMP/MTs, mereka menjadi semakin jarang bertemu dan jarang bermain karena mereka telah disibukkan oleh tugas-tugas mereka di sekolahnya masing-masing. Dulu mereka tidak berada dalam satu sekolah namun berbeda sekolah, Shafa berada Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Suka maju Kec. Punden Kab. Ngasem.sedangkan Afan bersekolah di SMP N 2 Punden Kab. Ngasem. Ketika bertemu, mungkin hanya menyapa dan tersenyum berbeda seperti SD dulu. Dulu mereka langsung pulang kemudian berangkat bermain bersama teman-teman mereka. Afan suka sekali bermain guitar di depan rumahnya setiap malam maupun siang, walaupun dia tidak terlalu mahir bermain alat musik guitar namun dia memainkiannya dengan menikmati sebuah lagu yang senantiasa ia dendangkan untuk teman-temannya. Afan adalah anak laki-laki yang rajin, setiap pagi dia selalu membersihkan rumah dan sorenya dia selalu menyapu halaman rumahnya itu sampai bersih.


            Shafa sangat kagum kepadanya, dia adalah sosok yang sangat sopan dan berwibawa menurut Shafa. Hingga ketika Shafa sudah SMA, Shafa sangat merindukan Afan. Dia teringat ketika masa-masanya dulu yang suka bermain dan suka bersama dengan Afan dan Risky. Namun, ketika Shafa mendengar kabar bahwa sesuatu terjadi kepada Afan, Shafa sangat kaget dan langsung menangis. Karena sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Ketika sore menjelang malam, Shafa mendengar suara sirine. 

Shafa                 : “ hemmm... suara sirine apa ya itu? Ah mungkin suara kereta kelinci
   kale’.”
Kakak Shafa     : “ hey... itu lo suara sirine mobilnya polisi.”
Shafa                 : “ loh... memangnya ada masalah apa mbak di desa kita?”
Kakak Shafa     : “ itu loh fa... tetangga kita yang rumahnya depan rumah kita
  itu Anaknya tenggelan dan hanyut di sungai brantas.”
Farah                : “ loh masak to mbak? Masak Afan mbak?”
Kakak Farah     : “ iya ini sungguh Farah, Afan sudah hanyut di sungai brantas”
Farah                : “ ya Allah mbak aku sudah lama tidak bertemu dengannya, kenapa
dia sudah pergi meninggalkanku? Ya Allah... semoga engkau   
senantiasa melindungi dia ya Allah...?”

Kakak Shafa     : “ iya fa... ya yang sabar saja, jangan di tangisi lebih baik kita

             berdoa supaya dia selamat fa...!”

Shafa                : “ iya mbak semoga saja....”


            Dan akhirnya selama pencarian dalam dua hari, Afan ditemukan dalam keadaan hanya tinggal jasad yang telah membeku dan membiru serta bengkak. Ketika Shafa mendengar hal itu, dia langsung shok dan menangis karena teman lamanya itu yang sangat ia rindukan telah berpulang ke rahmatullah mendahului dia dan keluarganya. Menurut cerita yang di peroleh Shafa dari para tetangga, ternyata sebelum meninggal dia mempunyai problem dalam keluarganya, kemudian dia pergi ke warung bersama temannya. Ketika di warung Afan bertemu dengan Risky, lalu Afan mengajak teman-temannya mandi di sungai. Sebelumnya sudah di peringatkan jangan mandi di sungai tersebut, namun Afan dan lainnya tetap nekat. Kemudian setelah selesai mandi Afan tiba-tiba ingin berenang lagi di sungai, padahal teman-temannya yang lain sudah selesai dan mengajaknya pulang. Namun, Afan tetap nekat hingga dia melontarkan kata-kata yang sangat berbahaya. Dia berkata “ biarkan saja saya berenang biar saya meninggal sekalian juga tidak apa-apa saya sudah tidak tahan hidup dengan banyak masalah” setelah ia mengatakan hal itu, dia langsung loncat ke sungai dan ia hanyut terbawa air sungai. Teman-temannya bingung dan berteriak-teriak meminta tolong. Namun, tidak dapat di ungkiri lagi, Afan tidak bisa diselamatkan dalam keadaan hidup karena airnya yang sangat deras.



            Shafa sangat shok dan sedih karena ia kehilangan temannya yang selama masa kecilnya menemani dirinya bermain dan berpetualang. Dia tidak menyangka dan tidak mengira hal ini akan terjadi kepada teman dekatnya itu. Sekarang ini Shafa tidak akan pernah melihat sosok Afan lagi dan tidak akan ada yang akan menyanyikan sebuah lagu dan diiringi alunan musik guitar serta tidak akan ada lagi yang akan menjailinya seperti jailnya seorang Afan. Hal ini akan menjadi kenangan yang sangat menyedihkan serta suka duka atas perginya Afan.


            Terima kasih Afan selama ini engkau sudah senantiasa menemani aku dalam tangis ku dalam tawaku serta dalam bahagiaku, kini engkau akan selalu ku kenang dan tidak akan pernah kulupakan  semua kenangan terindah yang pernah kita lewati bersama teman-teman kita yang lainnnya. Afan ini sebuah do’a yang ku lantunkan untukmu “ semoga engkau selalu bahagia dan diterima semua amalmu disisi-Nya semoga engkau di ampuni atas dosa-dosamu dan semoga engkau akan  masuk ke dalam surga Allah SWT.” Amiiiinnnn....